PENYESALAN
Krii...ing...kringgg, suara itulah yang selalu membangunkanku dipagi yang dingin ini. Dug...dug terdengar suara kaki berjalan menuju singgasana malamku.
“vaal, shalat subuh gih, sudah jam 4”pinta ibuku, ya dia adalah ibuku, ibu yang telah melahiranku dan merawatku bersama ayah yang menjagaku dan membesarkanku sampai saat ini. Sedangakan nama ku adalah Naoval.
“siap bu..” jawabku, langsung saja kurapikan singgasanaku dan meninggalkannya. Ku berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu ku bentangkan sajadah dan mulailah ku bersujud kepada-Nya.
Sinar sang surya mulai mengintip melalui celah jendela ketika ku selesai shalat. Sinarnya begitu hangat membuatku teringat kembali oleh bayang-bayang kejadian kemarin. Kejadian yang mungkin membuat aku sangat menyesal. Kejadian itu bermula ketika adik kelasku ingin meminjam buku. Disaat itu ia tidak sendirian seperti biasanya tetapi bersama temannya.
“mas, buku bionya sudah ada?”tanya alfi
“nih, jangan sampai rusak ya!”pintaku
“siiap bos! Hehe, ya udah aku mau kembali kekelas dulu ya mas, bye!”kata alfi
“ok, hati-hati jalannya jangan lurus terus nanti nabrak tembok hehe”balasku
“ya ya ya”balas alfi dengan menjulurkan lidahnya
Teeeet tet teeet, bel masuk kelaspun berbunyi.
***
Tidak terasa bel istirahatpun berbunyi, akupun mengajak teman-temanku ke kantin. Setelah berkutat dengan makanan dan memanjakan perutku akupun kembali kekelas bersama teman-temanku. Tepat didepan ruang guru temanku menjailiku hingga tak sengaja tubuhku menyenggol orang. Hingga kertas bawaannya jatuh berantakan.
“Woo ... Jadi berantakan tuh” kata temanku mengolokku
“Eh maaf aku tak sengaja.” kataku
“Eh ya tidak apa-apa mas.” balasnya
Setelah minta maaf akupun pergi bersama teman-temanku ke kelas. Selama pelajaran kosentrasiku hilang karena merasa bersalah tak menolongnya. Setelah kupikir-pikr ternyata orang yang kusenggol itu adalah temannya alfi yang tadi pagi bersamanya. Waktupun cepat berlalu jam telah menunjukan pukul 11.45 waktunya pulang.
Ku berjalan melewati pepohonan yang rindang, walaupun siang hari tetapi udara di kotaku tetaplah terasa sejuk. ketika ku berjalan di dekat lapangan basket temanku memanggilku untuk ikut bermain. Akupun menyetujuinya karna besok hari minggu dan tugas sekolahpun sedikit. Selama bermain ku tak mengetahui ternyata adik kelas yang kusenggol tadi ikut bermain dan tanpa sengaja bola yang ingin ku umpan membentur kepalanya dengan keras. Hal itu membuatnya kesakitan akupun langsung meminta maaf kepadanya. Seperti tadi iapun langsung memaafkannya.
Temanku memintaku tuk mengantar kerumah dia dengan motornya. Akupun mengiyakan saja, toh aku suka jalan-jalan. Dalam perjalanan aku mengobrol dengan dia dan akupun menjadi tau namanya adalah angel, cantik pikirku seperti orangnya. Dari obrolan itu juga aku mengetahui ternyata ia adalah anak pindahan dari SMA lain. Baru satu bulan lamanya ia berada di sekolahku. Mungkin karena itulah aku tak mengenalnya karena ia tak ikut MOPD. Sampai di rumahnya akupun meminta izin tuk langsung kembali ke lapangan.
Sampai di lapangan temanku menanyaiku bagaimana kabarnya. Akupun menjawab bahwa ia baik baik saja dan akupun mengajak temanku bermain lagi. Setelah bermainpun kami istirahat dan temanku bercerita bahwa angel orangnya rapuh. Walaupun ia rapuh tetapi semangatnya sangatlah kuat oleh karena itu ia bermain basket bersama temanku. Ia juga selalu berpindah kota karena penyakitnya dan mungkin besok lusa ia akan pindah lagi. Karena di rumah sakit kota ini tak bisa mengobati penyakitnya. Mendengar hal itu akupun menyesal karna telah melakukan kesalahan kepadanya dan aku hanya minta maaf saja.
Karna kejadian itu pagi ini aku bergegas tuk melakukan aktifitas pagiku tuk dan menyelesaikan tugas-tugasku. Setelah selasai tepat pukul 10.17 aku pergi kerumah angel tuk meminta maaf dan mengajaknya jalan-jalan untuk terakhir kalinya ia ada disini. Tepat di depan pintu rumahnya ku merasakan rumahnya sepi, akupun mengucapkan salam berulang kali tetapi tak ada balasan sama sekali. Setelah sekian lamapun tetangganya yang ternyata alfi berkata bahwa penghuni rumah itu sudah pindah tadi pagi. Mendengar hal itu akupun merasa menyesal. Alfi pun menenangkanku dan memberikan secercah cahya yaitu nomor Handphonenya kepadaku.
Akupun berterimakasih kepadanya lalu aku pulang dengan secercah harapan. Setelah sampai di rumah akupun mencoba menelepon angel tetapi suara operatorlah yang menjawabnya. Aku begitu menyesal, sangat menyesal. Bila aku dapat bertemu dengannya lagi aku ingin minta maaf dan membuat kesan yang tak akan dilupakan olehnya. Tapi itu hanyalah harapan.